Jumat, 24 Maret 2017

Sepenggal Kisah di Desa Saolat ( Baksos Hipma Haltim Manado 2014 )

Sebenarnya sudah lama saya ingin mengabadikan kegiatan bakti sosial yang kami laksanakan di desa saolat dalam bentuk tulisan, namun karena kesibukan registasi dan pendaftaran ulang di kampus dan juga efek kemalasan yang melanda akibat liburan di kampung sehingga niat untuk menulis mengenai kegiatan baksos ini baru dapat terlaksana. Sekilas mengenai kegiatan Bakti sosial, yaitu salah satu program dari Himpunan Mahasiswa Halmahera Timur ( HIPMA HALTIM ) Manado yang bertujuan untuk turun langsung dan mengaplikasikan langsung ilmu yang diperoleh di kampus pada masyarakat. Menurut saya pribadi, inti dari Bakti sosial ini adalah membantu, melayani masyarakat sebisa dan semampu kami. Semuanya dimulai dari pembentukan panitia Bakti sosial di pantai malalayang pada tanggal 4 Agustus 2015, yang kemudian dilanjutkan dengan berbagai macam rapat, dan pencarian dana dalam bentuk penjualan pin, kalender pengadaan kartu kawan, proposal, door to door keliling Unsrat sampai keluar masuk rumah. Ada yang baik hati sehingga kami diberi lebih plus tidak menerima uang kembalian, Namun terkadang dengan wajah asam, Tuan rumahnya dengan cepat menutup pintu dan mengatakan tidak pada kami, terkadang sakit juga diperlakukan kayak gini. Namun singkatnya setelah melalui berbagai macam proses yang bikin emosi, tertawa, terpana, terbata, akhirnya kami mengikrarkan bahwa kami siap dan memutuskan untuk pergi melaksanakan Bakti Sosial, meskipun dana kami antara ada dan tiada ( hahahah,, bilang saja tidak cukup )


Inilah kami yang siap berangkat

Kami berangkat pada tanggal 20 Desember 2015 melalui kapal laut. Nama kapalnya  KM. Bunda Maria dengan rute perjalanan yang Manado – Ternate – sofifi lalu ke tempat kegiatan Bakti sosial kami, yaitu desa Saolat Kecamatan Wasile Selatan. Perjalanan ini cukup melelahkan  karena setelah tiba di pelabuhan ternate, kami langsung naik feri menuju ke sofifi.  Setibanya di sofifi kami langsung di jemput dengan sebuah truk, dan ini yang paling menguras tenaga. Setelah terombang ambing di lautan kami harus duduk bersila, ada yang jongkok, ada pula yang berdiri di atas truk. Pokoknya masing masing orang sesuai dengan gayanya sendiri mencari posisi yang nyaman baginya.

Perjalanan ini cukup menghibur bagi saya, karena saya bisa melihat desa-desa yang berada di sepanjang jalan menuju desa Saolat. Desa-desa ini menurut saya cukup bersih dan penataan desanya juga bagus, di tambah dengan lingkungan desa desa tersebut yang cukup asri. Di perjalanan ini satu, hal yang cukup menggangu yaitu keadaan jalan Trans Halmahera yang menurut saya sangat buruk. Jalanan yang berlubang, dan aspal yang tidak rata. Sepertinya proyek pembuatan jalan ini dikerjakan seadaanya dan asal jadi. Saya sendiri sempat khawatir seandainya truk yang kami tumpangi mogok tepat di jalanan yang berlubang plus tanjakan, maka mau tidak mau kami yang akan mendorong truk tersebut. Tapi syukurlah karena hal ini tidak terjadi.

Dialog dengan Warga


Rombongan Baksos HIPMA HALTIM Manado disambut masyarakat desa Saolat dengan tarian daerah



Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam, akhirnya kami tiba di desa saolat. Hari sudah sore ketika kami tiba. Kami disambut oleh masyarakat setempat dengan tari tarian tradisional. Saya terkejut melihat sambutan ini, saya pikir ini terlalu berlebihan. Merekalah yang seharusnya dilayani, bukan kami. Setelah selesai penyambutan, kami langsung masuk pada fase perkenalan, dimana saya selaku sekretaris panitia bertugas untuk memperkenalkan seluruh anggota rombongan, dilanjutkan dengan pembagian akomodasi tempat tinggal dan kemudian dilanjutkan diskusi dengan warga. Melelahkan memang, tapi ini adalah konsekuensi dari sebuah kegiatan, dimana kita dituntun untuk memberikan yang terbaik tanpa mengeluh.
Sesuai agenda yang telah disusun, hari kedua kami mengadakan berbagai lomba yang sasarannya untuk anak anak di desa saolat. Lucu memang, para anak anak ini umumnya punya mental yang cukup baik, hal ini dilihat dari betapa antusiasnya mereka untuk mengikuti lomba yang kami laksanakan. Tujuan dari lomba ini adalah untuk mengedukasi, memberikan pemahaman dan mengajarkan pada anak-anak ini tentang bagaimana bekerja dalam suatu tim. Bukankah ini yang penting ? manusia adalah mahluk sosial, tak bisa hidup sendiri dan membutuhkan orang lain dan pada prosesnya manusia harus hidup bersama satu dengan yang lainnya, dan untuk hidup bersama, manusia harus bisa bekerja sama. Inilah esensi yang ingin kami tanamkan pada anak-anak ini lewat berbagai lomba yang kami laksanakan.

Pukul 1 siang, agenda kami selanjutnya yaitu seminar. Ada beberapa pembicara yang kami datangkan, diantaranya salah satu anggota DPRD Halmahera Timur dan juga 2 orang senior HIPMA HALTIM. Seminar yang kami laksanakan dengan judul Politik di Halmahera Timur. Sebenarnya kami juga mengundang Pembicara dari Dinas Pendidikan Halmahera Timur, namun mereka berhalangan hadir. Seminar ini menurut saya pribadi ,berlangsung cukup panas. Para hadirin dan juga pemateri beberapa kali terlibat saling bantah dan adu argument masing-masing, tapi memang inilah yang saya harapkan, dengan adanya seminar ini, masyarakat bisa mengutarakan segala keluh kesah mereka langsung dihadapan anggota DPRD yang kami datangkan. Seminar ini berakhir 2 jam lebih lama dari waktu yang ditetapkan.Hari telah malam ketika seminar selesai, dan setelah rapat evaluasi bersama dengan panitia lokal, kami langsung menuju ke sekretariat untuk menikmati makan malam yang telah disiapkan oleh teman-teman seksi konsumsi dan kemudian istirahat malam mengingat masih ada agenda hari ketiga pada esok hari.


Seminar Yang dibawakan oleh Anggota DPRD Kab. Halmahera Timur, Bapak Noverius Bulango.

Hari ketiga, adalah hari terakhir kami melaksanakan kegiatan Baksos. Kami melakukan kerja bakti pembersihan desa. Sasarannya yaitu fasilitas umum seperti gereja, kantor desa , sekolah, dan puskesmas. Disamping itu kami juga melaksanakan penghijauan disepanjang jalan desa saolat. Kegiatan hari ketiga ini cukup ramai, karena masyarakat turut berpartisipasi melakukan kerja bakti, saya cukup bangga melihat warga yang tanpa kenal lelah melakukan apa yang bisa mereka lakukan untuk membantu kami. Pada malam harinya, kami melakukan malam ramah tamah dengan warga atau malam kebersamaan. Beberapa teman memaknainya dengan malam perpisahan. Agenda pada malam ramah tamah ini cukup seru, sedih dan mengharukan juga. Walaupun Cuma 3 hari berada di desa Saolat, tapi kenangan kebersamaan yang ada cukup sulit untuk dilupakan. Mereka telah menganggap kami seperti saudara, anak , bahkan keluarga sendiri dan ini yang membuat kami melewati malam kebersamaan ini dengan sedikit haru, karena besok hari kami sudah harus berpisah dengan mereka dan pulang ke rumah masing-masing.


Kerja Bkati Membersihkan Lingkungan dan fasilitas Umum
Penanaman Pohon
Malam Kebersamaan Dengan Warga
Foto Bersama Kepala Desa Saolat dan  Ekorino

Sedikit cerita mengenai desa saolat, desa ini tidak besar, agak berbukit dan terletak ditepi pantai. Menurut pengamatan saya mungkin panjangnya kurang lebih 3 km dengan jumlah jiwa kurang lebih 250 orang. ( ini hanya pengamat subjektif saya sendiri, mungkin bisa salah). Keadaan lingkungan desa cukup asri dan bersih, penduduknya mayoritas bekerja sebagai petani dan nelayan. Desa ini merupakan salah satu desa yang berada dijalan trans Halmahera, jika anda pergi ke Ibukota Halmahera timur melalui jalur darat, maka saya pastikan anda akan melewati desa ini. Satu hal yang saya sayangkan adalah banyaknya anak muda usia produktif yang tidak bersekolah ataupun tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, padahal jika mereka mau saya yakin mereka mampu untuk melanjutkan pendidikan mereka. Menurut saya mungkin salah satunya yaitu motivasi yang kurang sehingga kebanyakan dari mereka memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan. Saya mendapat banyak pelajaran dari masyarakat desa saolat. Mereka sangat mencintai lingkungan, menghargai sesama, bahkan mereka tidak segan segan membantu seseorang walaupun baru mereka kenal.Ilmu hidup seperti ini walaupun kelihatan gampang, tapi tidak semua orang bisa melakukan ini, saya salut pada mereka.

 Tulisan ini saya buat sebagai bentuk penghargaan kepada teman – teman Hipma Haltim yang telah rela berkorban waktu, tenaga, materi bahkan rela meninggalkan segala aktivitas kampus, segala macam masalah percintaan yang rumit dan bikin pusing hanya untuk menyukseskan kegiatan baksos, terutama Otis Warwer dan Fandry Buli yang berlari mendaki pegunungan untuk mengejar truck, juga buat bendahara panitia, SryYulianti Danawaka yang walaupun praktek dijakarta tetapi tetap setia memanajemen masalah keuangan dan terus menjalin komunikasi dengan warga desa saolat, serta para kordinator tiap tiap seksi dan seluruh anggota Marsel Bauronga Warwer, Karibo Poetra Bungsu, Engel Maudul, Marthen Takoes, Damas Laleno, Maradja Nus Danawaka, Yulin Kawang Paeli, Echa Kaotji, Ryand Putra Bulli, Ester Wangelamo, Devan Togo, Etha Dunia, Jefferson Bawang, Kevin Tutuarima, YUnitha Budiman, Ecin Kaotji, Yosias Dunia, Yandris Murufu, Christal Vitta Koremie, Murasakibara , yang berjuang extra keras, terimakasih banyak. khusus buat masyarakat desa Saolat yang telah menerima kami untuk melakukan kegiatan di desa mereka. Kami yang bukan siapa-siapa, tapi mereka memperlakukan kami seperti keluarga sendiri, Teman-teman panitia lokal, terima kasih atas segala kesiapannya, juga buat para donatur yang telah memberikan sumbangan sehingga kegiatan ini bisa terlaksana, saya ucapkan terimah kasih banyak. Juga buat teman, saudari kami yang bertugas sebagai Kordinator seksi konsumsi pada saat kegiatan, Almarhum RESLIN LEIS DUNIA yang telah berpulang terlebih dahulu.

Semua yang saya tulis adalah pengalaman pribadi selama mengikuti Baksos, apa yang terucap seringkali akan lenyap, apa yang tertulis niscaya akan selalu diingat.Tidak ada maksud lain, saya hanya berusaha mengabadikan pengalaman ini dalam bentuk suatu tulisan dengan harapan agar kebersamaan kita akan selalu diingat selamanya. Setiap perjumpaan selalu menyisakan kenangan dan setiap kenangan akan selalu membekas, setiap kali ia membekas, ia akan selalu teringat bahwa kita punya masa-masa indah yang dibingkai dalam suatu kegiatan, dimana kita manusia selalu punya alasan untuk selalu berbagi.

PARADE FOTO

Teman - Teman Hipma Haltim dan warga setempat saat mengikuti kegiatan seminar
Seksi Konsumsi, Selalu Siap 24 Jam
Kerja Bakti Membersihkan Gereja
Rapat Evaluasi Bersama Panitia Lokal



Tidak ada komentar:

Posting Komentar