Senin, 06 Maret 2017

Review Album Silampukau - Dosa, Kota dan Kenangan


Akhir September 2015, seorang teman merekomendasikan sebuah group musik kepada saya. Namanya "Silampukau", judul albumnya "Dosa, Kota dan Kenangan". Segera setelah itu, saya segera mendownload album tersebut. Namun karena berbagai kesibukan, album tersebut belum sempat saya dengar. Album itu tercecer pada katalog file band indie yang saya koleksi.
Hingga kemarin sore, tak sengaja saya mendengar sebuah lagu bernuansa folk diputar disebuah warung kopi langganan saya. Penasaran, saya bertanya kepada barista yang menyetel lagu tersebut. "Judulnya apa bro? Lagunya bagus". Barista tersebut menjawab, "lupa judulnya, tapi ini lagu silampukau". Saya terkejut, teringat bahwa albumnya Silampukau telah saya koleksi tanpa sekalipun belum pernah memutarnya. Begitu kembali ke kost, saya langsung menyetel album tersebut, dan akhirnya saya terkesima.
Dosa, Kota dan Kenangan. Jujur saja, judul album ini menurut saya lebih mirip judul sebuah Novel fiksi, ditambah cover album yang bernuansa dark nan gothic, secara kasat mata menambah kesan horor. Tapi begitu didengar, semua anggapan ini menguap begitu saja. Album ini sungguh manis. secara harfiah dalam jumlah personil dan kelengkapan instrumen musik yang mendukung mereka, Silampukau memiliki sesuatu yang menarik perhatian, lirik. Dan mereka menyampaikannya melalui sesuatu yang benar-benar melebihi ekspektasi siapapun, atau paling tidak saya.
10 lagu dalam album ini bercerita tentang kehidupan manusia yang terkatung-katung di antara masa silamnya yang tak terlalu elok dan masa depan yang entah mau diapakan. Antara gelak dan kenangan yang berpilin-pilin, antara kenangan didesa yang bertransformasi menjadi kota, sehingga segan untuk dirindukan, tetapi sangat manis jika dilupakan.
Penggambaran cinta dalam album ini tak murahan. Bukan kisah cinta remaja zaman sekarang yang kenalan pagi malamnya jadian. Tapi penggambarannya ibarat kisah 2 remaja yang menjalin hubungan sejak bocah hingga dewasa yang sama-sama saling mencintai tapi tak berani saling mengungkapkan, lalu muncullah "Dosa, Kota dan Kenangan". ( anda bisa renungkan metafora ini) .
lagu-lagu dalam album ini ibarat lagunya Iwan Fals versi modern. Jika dulu Iwan Fals bercerita cinta atau mengkritik kehidupan sosial hanya dengan modal gitar dan instrumen seadanya, maka sekarang Silampukau lewat Dosa, Kota, dan Kenangan menceritakan semua itu dengan lebih folk, lebih mellow dan lebih modern.
Akhirnya, jika anda penggemar musik yang berkualitas, baik secara lirik, tema, dan aransemen, maka album Silampukau - Dosa, Kota dan Kenangan wajib untuk didengarkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar